TUGAS PCG
LAPORAN
PERENCAAN
PENGOLAHAN
SAMPAH RUMAH TANGGA
DI DESA SOSOM KECAMTAN BULAGI
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
DI SUSUN OLEH:
NAMA : AGUSFIAN TINANGGAL
NPM : 2011 71 003
SEMESTER : VII B
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
TOMPOTIKA LUWUK
T.A
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kasih dan karunia-Nya
sehingga kami diberikan kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Laporan Pengolahan
Limbah Padat, Cair dan Gas yaitu
tentang Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Desa Sosom Kecamatan Bulagi Kabupaten Banggai Kepulauan..
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari didikan serta
bimbingan Bapak Muh.
Ikhsan
Albasar, SKM, M.Kes. selaku dosen pembina mata kuliah Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas
yang diberikan
kepada kami.
Sebagai manusia biasa, kami meyadari bahwa
Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun kami harapkan untuk kesempurnaan Laporan kami yang akan
datang. Semoga Laporan I ini bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
Luwuk,
18 Januari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar
Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan.................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat...................................................................................................... 3
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
A. Pengetian
Sampah...................................................................................... 4
B. Sumber Sampah......................................................................................... 4
C. Jenis Sampah.............................................................................................. 5
D. Sistem Pengolahan
Sampah....................................................................... 6
E. Komposisi Sampah.................................................................................... 7
F. Aspek Teknik Operasional......................................................................... 7
G. Konsep Pengelolaan Sampah 3R............................................................... 9
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 11
A. Data Umum............................................................................................. 11
B. Hasil......................................................................................................... 11
C. Pembahasan............................................................................................. 12
BAB
IV PENUTUP............................................................................................ 16
A. Kesimpulan.............................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan salah satu permasalahan
yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya peningkatan penduduk yang terjadi
dari tahun ke tahun membuat permasalahan tentang sampah ini menjadi semakin
kompleks. Peningkatan penduduk dari tahun ke tahun berdampak pula pada jumlah
sampah yang semakin meningkat. Sebagai konsekuensinya peningkatan penduduk ini
harus dapat diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat agar permasalahan
ini dapat dikendalikan.
Peningkatan dari hari ke hari jumlah
sampah yang dihasilkan oleh warga desa dan industri semakin bertambah
jumlahnya. Daerah pemukiman sangat berpotensi meningkatkan jumlah sampah.
Peningkatan jumlah sampah ini terjadi akibat belum adanya pengelolaan yang
tepat. Dalam hal penanganan pembuangan sampah diperlukan pengelolaan sampah
terpadu yang meliputi reduce, reuse, recycling, dan recovery
(4R). Untuk menjalankan program 4R pemilahan sampah menjadi sangat penting.
Pemilahan akan lebih mudah jika dimulai dari sumbernya, yaitu dimana sampah
mulai dihasilkan.
Sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia
dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Laju produksi
sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan penduduk
tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi lain
kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah
belum optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Rumusan permasalahan yang
menjadi dasar dibuatnya perencanaan ini adalah:
1.
Bagaimanakah komposisi
sampah di Desa Korompeli?
2.
Bagaimanakah pewadahan di Desa
Korompeli?
3.
Bagaimanakah pengumpulan
sampah di Desa Korompeli?
4.
Bagaimanakah pengangkutan di
Desa Korompeli?
5.
Bagaimana rute pengumpulan
dan pengankutan?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui komposisi
sampah di Desa Korompeli.
2.
Untuk mengetahui pewadahan
di Desa Korompeli.
3.
Untuk mengetahui pengumpulan
sampah Desa Korompeli.
4.
Untuk mengetahui
pengangkutan di Desa Korompeli.
5.
Untuk mengetahui rute
pengumpulan dan pengankutan Desa Korompeli.
D.
MANFAAT
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan tugas akhir
ini adalah:
1.
Sebagai upaya penanggulangan
sampah di Desa Korompeli .
2.
Perencanaan pengelolaan
sampah di Desa Korompeli
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan
(re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak
dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).
Sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur),
daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng,
debu sisa penyapuan, dan sebagainya (SNI 19-2454-1993).
Menurut Soemirat
Slamet (2004), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh
yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang
tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik
seperti sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak
mudah membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan
lain sebagainya.
B. Sumber Sampah
1. Sumber-Sumber Sampah
a. Sampah buangan rumah tangga, termasuk sisa bahan makanan, sisa
pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan
kebun dan sebagainya.
b. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko, dan
sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan, dan pembungkus
lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya.
c. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu
jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan
lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan.
d. Sampah industri termaksud diantaranya air limbah industri, debu
industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya (Dainur,1995)
e. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran,
baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan
sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan
sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish).
f. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini
sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayur-mayur,
batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari
daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu
sendiri misalnya batu-batuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran
(arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang
berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak,
sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
2. Menurut Sifat Fisiknya
a. Sampah kering yaitu sampah yag dpat dimusnakan dengan dibakar
diantaranya kertas, sisa tanamn yang dapat di keringkan
b. Sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya sukar
dikeringkan untuk dibakar (Dainur, 1995).
C.
Jenis Sampah
Menurut Soemirat Slamet (2009:153) sampah dibedakan atas sifat
biologisnya sehingga memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat menbusuk,
seperti (sisa makan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya), sampah yang
berupa debu, sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampa-sampah
yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisik
berbahaya.
Sedangkan menurut Amos Noelaka (2008:67) sampah dibagi menjadi 3
bagian yakni:
1. Sampah Organik
Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai,
dikelola dan dimanfaatkan dengan prosedur yang benar. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik merupakan sampah yang
mudah membusuk seperti, sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah kebun dan
lainnya
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang tidak mudah menbusuk seperti,
plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan bekas dan lainnya. Menurut
Gelbert (1996) Sampah jenis ini
D. Pewadahan
Sampah
Pewadahan
sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual
maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau
bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang
mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya.
Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar
memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di
samping itu, dengan adanya wadah yang baik, maka:
1. Bau
akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat diatasi.
2. Air
hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat kendalikan
3. Pencampuran
sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari
Berdasarkan
letak dan kebutuhan dalam system penanganan sampah, maka pewadahan sampah dapat
dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu:
1. Level-1
: wadah sampah yang menampung sampah langsung dari
sumbernya. Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat
yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di
ruang kerja, dsb. Biasanya wadah sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi
mudah diangkat dan dibawa ke wadah sampah level-2.
2. Level-2
: bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang
menampung sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya.
Wadah sampah level-2 ini diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau
tepi jalan atau dalam ruang yang disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat
. Melihat perannya yang berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan
sistem pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadahsampah ini
seharusnya tidak bersifat permanen, seperti yang diarahkan dalam SNI tentang
pengelolaan sampah di Indonesia. Namun pada kenyataannya di permukiman permanent,
akan dijumpai wadah sampah dalam bentuk bak sampah permanen di depan rumah,
yang menambah waktu operasi untuk pengosongannya.
3. Level-3
: merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang
akan menampung sampah dari wadah level-2, bila system memang membutuhkan.
Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan
sesuai dengan system pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan sebaiknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi, kedap
air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan binatang, serta
kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung. Wadah sampah hendaknya
mendorong terjadinya upaya daur-ulang, yaitu disesuaikan dengan jenis sampah
yang telah terpilah. Di negara maju adalah hal yang umum dijumpai wadah sampah yang
terdiri dari dari beragam jenis sesuai jenis sampahnya. Namun di Indonesia,
yang sampai saat ini masih belum berhasil menerapkan konsep pemilahan, maka
paling tidak hendaknya wadah tersebut menampung secara terpisah, misalnya:
a. Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit
buah lunak, sisa makanan, denganwadah warna gelap seperti hijau.
b. Sampah
anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah warna terang
seperti kuning
c. Sampah
bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan dianjurkan
diberi lambang (label) khusus.
Di
Indonesia dikenal pola pewadahan sampah individual dan komunal. Wadah
individual adalah wadah yang hanya menerima sampah dari sebuah rumah, atau
sebuah bangunan, sedang wadah komunal memungkinkan sampah yang ditampung berasal
dari beberapa rumah atau dari beberapa bangunan. Pewadahan dimulai dengan
pemilahan baik untuk pewadahan individual maupun komunal, dan sebaiknya
disesuaikan dengan jenis sampah.
E.
Pengumpulan Sampah
Pengumpulan
sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari
masingmasing sumber sampah untuk diangkut ke (1) tempat pembuangan sementara
atau ke (2) pengolahan sampah skala kawasan, atau (3) langsung ke tempat
pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan. Operasional
pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah hingga ke lokasi
pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara langsung (door to door), atausecara tidak langsung (dengan
menggunakan Transfer Depo/Container ) sebagai Tempat Penampungan Sementara
(TPS), dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Secara
Langsung (door to door):
Pada
sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah
dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat
pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir.
2. Secara
Tidak Langsung (Communal):
Pada
sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir,
sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul
seperti dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya
TPS ini maka proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini,
TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.
Pada
sistem communal ini, sampah dari masingmasing sumber akan dikumpulkan
dahulu dalam gerobak tangan (hand cart) atau yang sejenis dan diangkut
ke TPS. Gerobak tangan merupakan alat pengangkutan sampah sederhana yang paling
sering dijumpai di kota-kota di Indonesia, dan memiliki kriteria persyaratan
sebagai berikut:
1. Mudah
dalam loading dan unloading
2. Memiliki
konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang ditempuh
3. Sebaiknya
mempunyai tutup
F. Komposisi Sampah
Komposisi sampah merupakan penggambaran dari
masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Data ini
penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, pengolahan sampah
dan rencana manajemen persampahan suatu kota. Pengelompokan sampah yang paling
sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai %
berat atau % volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca,
kain, makanan, dan sampah lain-lain (Damanhuri dan Padmi, 2004).
Semakin sederhana pola hidup masyarakat semakin banyak komponen
sampah organik (sisa makanan dan lain-lain). Dan semakin besar serta beragam
aktivitas suatu kota, semakin kecil proporsi sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga.
Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut (Tchobanoglous, 1993):
1.
Frekuensi pengumpulan. Semakin sering sampah dikumpulkan,
semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Sampah kertas dan sampah kering
lainnya akan tetap bertambah, tetapi sampah organik akan berkurang karena
terdekomposisi.
2.
Musim. Jenis sampah akan ditentukan oleh
musim buah-buahan yang sedang berlangsung.
3.
Kondisi Ekonomi. Kondisi ekonomi yang berbeda
menghasilkan sampah dengan komponen yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat
ekonomi suatu masyarakat, produksi sampah kering seperti kertas, plastik, dan kaleng cenderung tinggi,
sedangkan sampah makanannya lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh pola hidup
masyarakat ekonomi tinggi yang lebih praktis dan bersih.
4.
Cuaca. Didaerah yang kandungan airnya
cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga akan cukup tinggi.
5.
Kemasan produk. Kemasan produk bahan kebutuhan
sehari-hari juga akan mempengaruhi komposisi sampah. Negara maju seperti
Amerika banyak menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang
seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.
G.
Sistem Pengelolaan
Sampah
Pengelolaan sampah
adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengendalian bagaimana sampah
dihasilkan, penyim-panan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan
sampah yang menggunakan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pewadahan, pengumpulan, TPS. Bila salah satu kegiatan tersebut terputus atau
tidak tertangani dengan baik, maka akan menimbulkan masalah kesehatan,
banjir/genangan, pencemaran air tanah, dan estetika.
Sistem Pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang
meliputi lima aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan
lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (SNI 19-2454-2002). Kelima
aspek tersebut meliputi:
1.
Aspek teknis operasional
2.
Aspek kelembagaan
3.
Aspek hukum dan peraturan
4.
Aspek pembiayaan
5.
Aspek peran serta masyarakat.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
DATA
UMUM
1.
Jumlah Jiwa : 617 Jiwa
2.
Jumlah KK : 212 KK
a)
Laki-laki : 300
b)
Perempuan : 317
B. Hasil
Tabel 1
Komposisi Sampah Desa
Sosom
Kec. Bulagi Kab. Bangkep
Tahun 2015
No
|
KK
|
Komposisi sampah (kg)
|
Jumlah
|
||||||||||
Organik
|
Anorganik
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Jumlah
|
1
|
2
|
3
|
Jumlah
|
|||
n
|
n
|
n
|
n
|
n
|
n
|
N
|
n
|
n
|
n
|
N
|
N
|
||
1
|
212
|
106
|
339
|
530
|
848
|
318
|
5
|
2146
|
10
|
127
|
382
|
519
|
2665
|
Total
|
106
|
339
|
530
|
848
|
318
|
5
|
2146
|
10
|
127
|
382
|
519
|
2665
|
Ket:
Organik Anorganik
1.
Sayur 1.
Kaca
2.
Sisa
Makanan 2.
Kain
3.
Sisa
Kulit Umbi-umbian 3.
Plastik
4.
Kayu
5.
Daun
6.
Kertas
Berdasarkan table
1, menunjukan bahwa komposisi sampah di Desa Sosom dalam satu hari untuk sampah
organik sebesar 1246 kg dan sampah anorganik 519 kg. jadi total keselurahan
sampah yang dihasilkan sebesar 2665 kg.
3.
Volume sampah: 2665 kg x 3 Hari = 7.995
kg
4.
Hasil konversi 1m3 = 1 ton=
1000 kg
Jadi, 5m3= 5000 kg
5.
Kapasitas wadah sampah yang akan
digunakan adalah = = 13,32 = 2 konteriner dengan kapasitas
5m3.
6.
Frekuensi pengangkutan satu kali dalam
tiga hari.
7.
Sistem pengumpulan yang sesuai dengan
kondisi topografi di Desa Sosom adalah individu tidak lansung.
8.
Sistem pengangkutan adalah komunal
dengan sistem container yang diganti.
C.
PEMBAHASAN
Berdasarkan table 1, menunjukan bahwa komposisi
sampah di Desa Sosom dalam satu hari untuk sampah organik sebesar 1246 kg dan
sampah anorganik 519 kg. jadi total keselurahan sampah yang dihasilkan sebesar
2665 kg. Hal ini karena mayoritas penduduk (kepala keluarga) di Desa Sosom
adalah petani, sehingga banyak menghasilkan sayur, sisa makan, sisa kulit
umbi-umbian, kayu, daun dan plastik.
Banyak sampah yang dihasilkan maka perlunya upaya
perencanaan pengelolaan sampah yang baik untuk mengatasi masalah sampah
tersebut, guna menghindari penumpukan sampah, dan dapat mengakibatkan masalah,
baik itu nilai estetika, kesehatan, sosial budaya, dans sebagainya. Untuk itu
saya membuat perencanaan pengelolaan sampah, sebagai berikut:
1. Kapasitas
wadah sampah
Setelah melakukan perhitungan jumlah volume sampah
yang dihasilkan oleh 212 kepala keluarga di desa Sosom yang banyak yaitu 7.995
kg, maka wadah sampah yang dibutuhkan agar mampu menampung volume sampah
tersebut adalah 2 (dua) buah container dengan kapasitas 5m3.
2. Sistem/pola
pengumpulan
Berdasarkan pertimbangan kondisi topografi desa
Sosom yang merupakan desa dengan panjang 2 km2, jalan yang utama
yang tidak luas dan hanya memiliki 2 container untuk pengumpulan sampah sementara,
maka petugas kebersihan di desa menggunakan motor sampah, gerobak sampah atau
becak sampah sebagai alat untuk mengangkut sampah dari sumber ke container.
Pola pengumpulan sampah yang direncanakan adalah pola
pengumpulan invidual tidak langsung. Artinya pengumpulan dilakukan oleh
petugas kebersihan dengan mendatangi tiap-tiap rumah/sumber sampah (door to
door) dan diangkut ke lokasi penampungan sementara atau container sebelum
diangkut ke tempat pembuangan akhir dengan truk sampah. Berikut ini adalah gambar
pola pengumpulan sampah:
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
3. Sistem/pola
pengangkutan
Sistem pengangkutan untuk pengumpulan sampah dengan pola individuai
tidak langsung (menggunakan motor sampah, gerobak sampah atau becak sampah),
angkutan sampahnya sebagai berikut:
a. Kendaraan angkutan/motor sampah mengambil
langsung sampah dari sumbernya pada hari pertama sampah hari ke tiga dikumpulkan di conteiner sebagai tempat pengumpulan
semantara dan selanjutnya di angkut ke pembuangan akhir.
b. Sistem (sistem
conteiner yang diganti)
Kendaraan truck sampah membawa container
kosong langsung menuju lokasi kontainer pertama (A1) dan mengambil sampahnya dan
meletakkan kembali container yang kosong itu ditempatnya semula, kemudian
kendaraan langsung menuju lokasi TPA, selanjutnya truck kembali mengangkut
sampah menuju lokasi konteiner kedua (A2) mengambil sampahnya dan meninggalkan
container dalam keadaan kosong dan seterusnya. Berikut ini adalah gambar pola
pengankutan dengan sistem container tetap atau sistem container yang diganti:
|
|||||||||||||||||
|
4.
|
|
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan perencanan yang dilakukan dapat
diambil kesimpulan, rencana pengelolaan sampah di Desa Sosom adalah sebagai
berikut:
1. Komposisi
sampah yang dihasilkan adalah 2665 kg/hari. Untuk sampah organik 2.164 kg/hari
dan sampah anorganik 519 kg/hari.
2. Jumlah
wadah yang dibutuhkan yaitu 2 buah container dengan kapasitas 6m3 =
6.000 kg.
3. Jumlah
angkut sampah dari sumber sampah ke wadah komunal adalah sebanyak 1 buah motor
sampah, dan alat angkut ke TPA yaitu 1 buah mobil truck.
4. Sistem
pengumpulan sampah menggunakan sistem pengumpulan individu tidak langsung.
5. Sistem
pengangkutan sampah sesuai dengan sistem pengumpulan, dan menggunakan sistem
container yang diganti.
B.
SARAN
1. Perlu
adaya pastisipasi aktif dari masyarakat, agar tidak membuang sampah
sembarangan.
2. Penyediaan
sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah
3.
Harus ada pengawasan dari dinas terkait,
demi terselenggaraan kegiatan pengelolaan sampah dengan maksimal.
Daftar Pustaka
Alfiandra. 2010. Pengelolaan
Persampahan 3R Di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang. Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Artiningsih, Ni Komang Ayu. 2008.
Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di
Sampangan dan Jombang, Kota Semarang). Tesis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Artiningsih.pdf
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Materi Pelatihan Teknis Bidang
Persampahan. Depertemen Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan Barat.
Edo. 2008. Studi Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Mempawah
Kabupaten Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Fitriani, Rita. 2007. Studi Alternatif Rute Pengangkutan Sampah
Kota Ngabang. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Isa, Meykowati. 2010. Sistem
Pengelolaan Sampah di Kota Tilamuta Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Riswan, dkk.
2011. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di
Kecamatan Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 2011
Purnaini, RIzki. 2011. Perencanaan Pengelolaan
Sampah di Kawasan Selatan Universitas Tanjungpura. Jurnal
Teknik Sipil Untan / Volume 11 Nomor 1 – Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar